PT Kereta Api Indonesia (Persero) terus mengakselerasi agenda keberlanjutan sebagai bagian dari transformasi jangka panjang perusahaan. Berbagai inisiatif strategis diterapkan untuk menjawab tantangan perubahan iklim, mendukung efisiensi energi nasional, serta memperkuat konektivitas masyarakat dengan moda transportasi publik yang inklusif dan ramah lingkungan.
Salah satu upaya konkret yang telah dijalankan adalah pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di 53 stasiun, Gedung Jakarta Railway Center, balai yasa seperti Lahat, Tegal, Yogyakarta, dan Surabaya Gubeng, serta fasilitas pendukung seperti Griya Karya Cipinang, Banjar, Kertosono, dan Soka.
Sistem ini menggunakan teknologi solar panel on-grid untuk menyuplai kebutuhan listrik operasional siang hari seperti pencahayaan dan pendinginan. Hasilnya, konsumsi energi konvensional dan emisi karbon dapat ditekan secara signifikan. Instalasi juga dilakukan pada kantor-kantor operasional dan fasilitas kerja lainnya sebagai implementasi prinsip green operation di lingkungan KAI Group.
“Keberlanjutan bagi KAI merupakan ikhtiar bersama untuk menjaga lingkungan, melayani masyarakat secara optimal, dan menghadirkan transportasi publik yang layak bagi generasi masa depan,” ujar Vice President Public Relations KAI Anne Purba.
Sebagai bagian dari program dekarbonisasi, KAI juga meluncurkan fitur Carbon Footprint dalam aplikasi Access by KAI yang mengedukasi pelanggan mengenai jejak karbon dari moda transportasi yang digunakan. Inisiatif ini mempertegas bahwa transisi energi dan transportasi rendah emisi dilakukan secara transparan dan melibatkan partisipasi publik.
KAI turut mengembangkan sistem Track-Mod dan Smart Rail, inovasi berbasis teknologi untuk meningkatkan keselamatan operasional, meminimalkan gangguan perjalanan, serta mengurangi dampak lingkungan dari perawatan jalur.
Di sisi ekologi, KAI melaksanakan penanaman pohon di area milik perusahaan dan menerapkan penggunaan pupuk organik untuk meningkatkan daya serap karbon tanah. Ke depan, KAI akan mengkaji penerapan teknologi penangkapan karbon dan sistem pemantauan iklim sebagai bagian dari upaya adaptasi terhadap perubahan iklim secara sistemik.
Dalam hal pembiayaan, komitmen terhadap keberlanjutan telah memperluas akses KAI terhadap instrumen investasi ramah lingkungan seperti Obligasi dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan.
“Pendekatan ini membuktikan bahwa keberlanjutan kini menjadi fondasi strategis perusahaan sekaligus daya tarik utama bagi investor yang mengedepankan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG),” lanjut Anne.
Untuk mendorong mobilitas publik yang inklusif, KAI menghadirkan program diskon 30% tiket kereta api kelas Ekonomi Komersial yang berlaku pada periode 5 Juni hingga 31 Juli 2025. Pelanggan masih memiliki waktu hingga akhir bulan ini untuk menikmati tarif hemat tersebut.
Hingga Minggu, 20 Juli 2025 pukul 10.00 WIB, sebanyak 3.099.407 tiket telah terjual dari total 3.529.612 kursi promo, atau setara 88% okupansi. Tingginya animo pelanggan menunjukkan tingginya kepercayaan terhadap transportasi publik yang andal dan efisien.
“Program tarif hemat ini merupakan bagian dari strategi KAI untuk memperluas konektivitas masyarakat dengan harga yang lebih terjangkau, sejalan dengan arah pembangunan nasional dalam Asta Cita, khususnya dalam memperkuat konektivitas antarwilayah di berbagai daerah,” tutup Anne.
Artikel ini juga tayang di Vritimes