Harga emas dunia memulai pekan ini dengan sedikit tekanan akibat gap bearish, namun berhasil pulih dan menunjukkan penguatan kembali selama sesi Asia. Setelah mencapai rekor tertinggi baru di level $3.245, XAU/USD mengalami koreksi dan memasuki fase konsolidasi yang membawa harga mendekati $3.200. Pada hari Selasa (15/4), harga emas diperdagangkan di sekitar $3.208, mengalami penurunan sekitar 1% dibandingkan hari sebelumnya.
Andy Nugraha, analis dari Dupoin Indonesia, menjelaskan bahwa secara teknikal, tren bullish emas masih tetap dominan. Berdasarkan analisis pola candlestick dan indikator Moving Average, peluang penguatan harga emas masih terbuka lebar. “Selama XAU/USD tetap bertahan di atas level support psikologis $3.200, harga berpotensi menguat menuju $3.250 dalam jangka pendek,” ujarnya.
Namun, Andy juga menambahkan bahwa jika terjadi pembalikan arah dan harga tidak mampu mempertahankan momentum naiknya, maka target koreksi berikutnya adalah di sekitar $3.193. Level tersebut dipandang sebagai batas bawah dari konsolidasi saat ini dan bisa menjadi titik pantul apabila tekanan jual meningkat.
Dari sisi fundamental, beberapa faktor global terus mendukung penguatan emas. Kekhawatiran akan resesi ekonomi di AS dan meningkatnya ekspektasi bahwa The Federal Reserve akan memangkas suku bunga secara agresif menjadi pendorong utama kenaikan harga emas. Pasar memperkirakan The Fed akan menurunkan suku bunga hingga 90 basis poin sebelum akhir tahun 2025, yang menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi kenaikan harga emas sebagai aset tanpa imbal hasil.
Selain itu, ketegangan perdagangan yang meningkat antara AS dan China juga memperbesar permintaan akan aset safe haven. Pemerintah China telah menaikkan tarif tambahan terhadap produk AS dari 84% menjadi 125% sebagai balasan atas kebijakan perdagangan Washington. Meskipun Presiden AS Donald Trump sempat memberikan pengecualian untuk produk teknologi tertentu seperti smartphone dan laptop, ketidakpastian tetap tinggi karena tarif baru kemungkinan akan diterapkan pada sektor semikonduktor dalam waktu dekat.
Sentimen pasar sempat membaik pada hari Senin berkat ekspektasi bahwa ketegangan perdagangan bisa mereda, yang tercermin dalam kenaikan indeks saham berjangka AS. Namun, kekhawatiran terhadap inflasi yang disebabkan oleh kenaikan tarif dan potensi penurunan suku bunga tetap menjadi faktor utama yang mendorong penguatan XAU/USD dalam waktu dekat.
Tidak adanya rilis data ekonomi penting dari AS pada hari ini membuat pasar lebih fokus pada komentar pejabat Federal Reserve dan kebijakan perdagangan yang akan datang dari pemerintah AS. Jika pernyataan yang keluar mengarah pada pelonggaran kebijakan moneter dan peningkatan risiko inflasi, maka harga emas kemungkinan akan terus melanjutkan kenaikannya.
Artikel ini juga tayang di Vritimes